JEMBATAN TRIKORA
BATANGTORU
Jembatan Trikora,
begitu warga Batangtoru menyebut nama Jembatan ini. Jembatan ini merupakan
penghubung antara kelurahan wek I Batangtoru dengan desa Siborang yang
dipisahkan oleh sungai Batangtoru. Pada masa dahulu, jembatan ini juga di namai
sebagai jembatan Perjuangan, sebab digunakan untuk menghalangi pasukan Belanda
dari arah Sibolga menuju Padang Sidempuan.
Pada masa dulu, salah
satu pesona Batang Toru adalah keberadaan sungai dan jembatannya. Sungai Batang
Toru terkenal memiliki arus yang sangat deras dan jembatannya yang cukup
panjang. Sungai Batang Toru ini berada di kaki Gunung Lubuk Raya. Seorang
penjelajah yang bernama Franz Wilhelm Junghuhn mengabadikan Sungai Batang Toru
dan Gunung Lubuk Raya di dalam sebuah lukisan yang indah mirip aslinya pada
November 1840.
Terlihat bahwa sungai
Batang Toru ini sangat perkasa, suatu sungai yang ketika meluap tidaklah mudah
diseberangi. Demikian juga ketika kondisi sungai normal, arusnya tetap sangat
deras. Salah satu upaya yang dilakukan oleh penduduk adalah dengan
membuat jembatan suspensi yang terbuat dari rotan di atas Sungai Batang Toru.
Jembatan gantung ini hanya dapat dilalui oleh pejalan kaki saja. Dengan adanya
jembatan gantung ini bagi penduduk akan memudahkan mereka menyeberang dari dan
ke Kota Batang Toru. Hasil karya penduduk Batang Toru yang juga disebut rambin
ini diabadikan oleh Franz Wilhelm Junghuhn.
Seorang Belanda bernama Mr. Buys di dalam laporan perjalanannya tahun 1886
yang dimuat di dalam Jaarg Vol. 50 menyebutkan bahwa jembatan suspensi rotan
ini telah diganti dengan jembatan yang lebih kencang yang terbuat dari kabel
kawat telegraf yang pembangunannya selesai pada tahun 1882. Jembatan kabel ini
dapat dilalui oleh kereta kuda yang dengan sendirinya dapat meningkatkan arus
orang dan barang dari Padang Sidempuan (ibukota Residen Tapanuli) ke Sibolga
(pelabuhan laut).
Jembatan yang dulu
terbuat dari rotan/kabel kawat telegraf kemudian dibangun jembatan besi yang
lebih permanen. Dalam perkembangannya jembatan ini kemudian ditingkatkan mutunya
dengan jembatan yang lebih kuat yang pengerjaannya dilakukan pada tahun 1915. Jembatan
baru ini dibuat beratap. Jembatan beratap semacam ini di Eropa dan Amerika
biasanya dibangun pada abad ke-19.
Jembatan Batang Toru
kemudian diperbaiki dengan konstruksi baja. Pada masa ageresi militer Belanda 1948 jembatan ini pernah dirusak ketika
masa agresi Belanda untuk menghalangi pasukan Belanda dari arah Sibolga menuju
Padang Sidempuan.
Pada masa kini,
jembatan Batang Toru tetap menjadi penghubung yang strategis antara Batang Toru
dengan Padang Sidempuan. Jika dulu jembatan ini menjadi alat perjuangan namun
pada era demokrasi yang sekarang tidak luput jembatan ini juga dihiasi dengan
spanduk-spanduk dalam pilkada
Situs Agen Baccarat Online Terpercaya - VNOPBet 온라인카지노 온라인카지노 10cric login 10cric login 우리카지노 우리카지노 9139NFL Week 6 Betting Lines
ReplyDelete